Followers: TQ

Carian Dalam Laman ini

23 March, 2012

Bicara Kisah Sehangat Asmara

Lagi garapan memilu
cinta yang tulus jadi racun paling bisa
menghiris dalam dalam hati seorang wanita
begitu kejamnya lelaki membiarkan sebuah cinta layu sebelum masa
terkapai-kapai isteri muda mencari apa silap dan salah
ditinggalkan suami tercinta dengan seribu tanda tanya.

Setelah kepahitan
sembilan tahun bersaksi purnama yang hambar
tiba-tiba dia muncul menunaskan kembali kenangan
sejarah cinta pertama yang tak akan terpadam
walau hati disiat-siat tanpa belas kasihan
rasa kasih masih berbaki di lautan bisa kepedihan.

Itulah namanya cinta
setelah kesakitan masih tertingal rasa kasih.

Cinta yang diberi
dengan separuh nyawa
kekal bersemi walau hati terseret di mata duri
dendam tidak bisa menyuci sisa-sisa kasih yang tertumpah
kekal mewarnai rindu yang tiada penghujung
menunggu dan menunggu tanpa rasa jemu.

Terpisah sepasang suami isteri
atas perancangan ayah bonda sendiri
begitu kejam menghancurkan hidup anak sendiri
sembilan tahun perpisahan yang membibitkan rasa dendam
salah sangka bahana tiada khabar berita walau sebaris ayat
hidupnya penuh tanda tanya.

Janji yang dimeterai
dimungkiri atas keterpaksaan
namun si tua bongkak
menginsafi kesilapan diri
dan cuba menebus kembali dosa silam
dengan mengaturkan pertemuan kembali.

Sehelai rindu yang tertinggal
bisa memaksa hati menangis tanpa air mata
menahan pilu yang menggigit jiwa
dan damba belaian kasih
dalam kenangan musim semalam
jadi racun menyelinap ke seluruh raga.

Bila dia muncul kembali membawa harapan
hati tidak bisa melupa
pada kisah ditinggalkan tanpa khabar berita
yang menyemak akal hanya kenapa, kenapa dan kenapa?
sukar menerima
dibayangi kebimbangan sejarah silam berulang kembali.

Cinta yang tulus tak pernah membohongi
terserlah dalam ungkapan dan untaian kata
seperti lewat musim semalam
begitulah bunyinya walau telah lama terpendam
dan dia tidak pernah sesekali membeci
cintanya kekal dijaga rapi tak terhakis walau seinci.

Air mata barangkali
hanya membawa pergi separuh
rasa cintanya yang diserah dengan nyawa sekali
tiada pernah terlintas membiarkan cintanya ditiup angin dendam
diikat teguh pada tiang hati
kukuh berdiri tak terluluh dek gelora emosi.

Selama sembilan tahun
hujan rindu petir amarah silih berganti
terpikul di pundak
saat pertemuan kembali
betapa rindu yang terkumpul
tak terucapkan hanya hati yang tahu.

Perlahan dilepaskan kekaburan rasa
dipupuk kembali rasa kasih
setelah menyedari cintanya tak pernah dikhianati
bahagia yang ditunggu
tiba jua dengan tautan sejati
atas keredhaan ayah bonda yang merestui.

CNM, 23/3/12, 16.45 pm
THMK

No comments:

Post a Comment