Aku
tatkala dingin masih memeluk
terbongkok dari umbi ke umbi
memanjat doa berteman mentari
moga berlimpahan rezeki
sedang engkau enak memanipulasi
aku atau engkau yang bangsat?
Aku
ketika cuaca bergelora
meredah ombak bergadai nyawa
menebar jala memukat harapan
demi anak isteri
sedang engkau lena diulik mimpi
aku atau engkau yang bangsat?
Aku
saat embun galak menitis
bersama kerbau di relung berbahasa puitis
mengharap rezeki tertulis
demi sesuap nasi
sedang engkau gah merentap emosi
aku atau engkau yang bangsat?
Lidahmu membangsat
aku di sini
menadah tangan
Ya Rabb
kurniakan rahmat
jauhkan dari laknat
sejahterakan rakyat.
CNM, 25/8/15.
No comments:
Post a Comment